<strong>Nasional</strong> - Kabar duka datang dari Bali, saat ini sedang dilanca bencana banjir besar yang menelan korban jiwa dan merusak infrastruktur. Peristiwa tersebut menjadi pengingat serius bahwa bencana banjir bisa terjadi di mana saja, termasuk Bandung yang selama ini dikenal memiliki banyak titik rawan genangan air. Saat musim hujan tiba, masyarakat Kota dan Kabupaten Bandung perlu meningkatkan kewaspadaan, terutama di kawasan yang sudah masuk daftar langganan banjir. <strong>Titik Rawan Banjir di Kota Bandung</strong> Berdasarkan pemetaan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung serta laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), ada beberapa wilayah yang secara rutin mengalami banjir ketika curah hujan tinggi:<!--nextpage--> <strong>1. Gedebage</strong> Kawasan Gedebage, terutama sekitar Pasar Induk dan sepanjang Jalan Soekarno-Hatta, sudah lama dikenal sebagai langganan banjir. Pemerintah tengah membangun kolam retensi untuk menampung air hujan, namun genangan masih sering terjadi ketika intensitas hujan tinggi. <strong>2. Kopo</strong> Jalur utama menuju Cibaduyut ini kerap berubah menjadi lautan air. Drainase yang tidak mampu menampung volume hujan membuat genangan cepat muncul, sehingga menimbulkan kemacetan panjang. <strong>3. Cibaduyut</strong> Bukan hanya terkenal sebagai pusat sepatu, daerah Cibaduyut juga dikenal rawan banjir. Terowongan tol di wilayah ini sering terendam karena sistem drainase yang kurang optimal.<!--nextpage--> <strong>4. Pasir Koja</strong> Masuk dalam lima titik prioritas penanganan banjir, kawasan Pasir Koja sering kali terendam genangan air yang cukup mengganggu aktivitas warga. <strong>5. Leuwipanjang</strong> Terminal Leuwipanjang dan sekitarnya sering dilanda banjir akibat aliran air yang tidak tertampung dengan baik. Limpasan dari hujan deras langsung memenuhi jalan utama. <strong>6. Margahayu</strong> Kawasan Margahayu juga tercatat dalam daftar daerah langganan banjir. Setiap hujan deras, warga setempat hampir pasti menghadapi genangan air. <strong>Daerah Rawan di Kabupaten Bandung</strong> Tidak hanya di wilayah inti Kota Bandung, beberapa daerah di Kabupaten Bandung juga cukup sering dilanda banjir. Beberapa di antaranya adalah:<!--nextpage--> - Sayati, Kecamatan Margahayu - Jalan Kopo Sayati (Jalan Dengdek) menjadi salah satu titik rawan yang sering mengalami banjir dan macet. - Banjaran, Cikalong, Cilalapung, dan Cikamuning Banjir di kawasan ini biasanya dipicu oleh meluapnya anak-anak sungai atau drainase yang tidak berfungsi dengan baik. <strong>Faktor Penyebab Banjir di Bandung</strong> Kenapa banjir mudah sekali terjadi di Bandung? Beberapa faktor penyebab utamanya adalah: <strong>- Drainase tersumbat</strong> Sampah yang menumpuk di gorong-gorong membuat aliran air tidak lancar. Saat hujan deras, air tidak bisa masuk ke saluran pembuangan dan akhirnya menggenangi jalan serta permukiman.<!--nextpage--> <strong>- Letak geografis</strong> Banyak kawasan di Bandung berada di dataran rendah yang menjadi jalur aliran air dari dataran tinggi di sekitarnya. Akibatnya, ketika debit air meningkat, wilayah hilir langsung terdampak. <strong>- Berkurangnya resapan air</strong> Pembangunan di kawasan Bandung Utara yang mengurangi area hijau membuat air hujan tidak sempat terserap. Alih-alih meresap, air langsung mengalir deras ke bawah dan memperparah genangan. <strong>- Pendangkalan sungai</strong> Hujan deras di hulu dan kondisi sungai yang dangkal membuat air lebih mudah meluap ke permukiman sekitar. <strong>Upaya Pemerintah dan Imbauan untuk Warga</strong> Pemerintah Kota Bandung bersama BPBD dan Diskar PB terus berupaya menekan risiko banjir. Beberapa langkah yang sudah dilakukan antara lain:<!--nextpage--> - Pembersihan saluran air dan gorong-gorong secara rutin. - Pembangunan kolam retensi di kawasan rawan banjir, terutama Gedebage. - Menyiapkan sistem peringatan dini dan koordinasi petugas di lapangan. Meski begitu, peran masyarakat juga sangat penting. Warga diimbau untuk: 1. Selalu memantau informasi cuaca dari BMKG. 2. Tidak membuang sampah sembarangan. 3. Mengetahui kondisi lingkungan tempat tinggal, apakah dekat sungai atau dataran rendah. 4. Menyediakan peralatan darurat seperti pompa air dan perlengkapan evakuasi. Bencana banjir yang melanda Bali menjadi alarm bagi Bandung untuk lebih waspada. Dengan banyaknya titik rawan genangan, mitigasi dan persiapan harus dilakukan bersama oleh pemerintah dan masyarakat.<!--nextpage--> <strong>Sheila Silvina</strong>