Selain itu, bahan bakar beretanol juga tidak stabil untuk disimpan lama. Ia mudah terurai bila terkena udara, cahaya, atau kelembapan, yang pada akhirnya menurunkan kualitas bahan bakar itu sendiri.
Tingkat Risiko Tergantung pada Desain dan Kadar
Perlu diketahui, tidak semua kendaraan akan langsung rusak hanya karena menggunakan bahan bakar bercampur etanol.
Faktor utama yang menentukan adalah kadar etanol dalam bahan bakar dan desain sistem bahan bakar kendaraan itu sendiri. Campuran ringan seperti E5 (5% etanol) atau E10 (10% etanol) umumnya aman bagi kendaraan modern yang sudah disesuaikan.
Namun, kadar tinggi seperti E20 atau bahkan E85 bisa berisiko besar bagi kendaraan lama atau yang tidak kompatibel.
Selain itu, usia kendaraan juga berperan besar. Kendaraan keluaran lama dengan material konvensional lebih rentan mengalami degradasi dibandingkan kendaraan baru yang komponennya sudah tahan alkohol.
Perawatan rutin juga menjadi kunci penting untuk mencegah efek buruk etanol. Mengganti filter bahan bakar secara berkala, menjaga bahan bakar tetap bersih, dan tidak menyimpan kendaraan terlalu lama dalam kondisi tangki penuh bisa membantu meminimalkan risiko.