Selain itu, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara mandiri juga ikut menjadi faktor.
Kasus terbanyak tercatat di wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi, seperti Kecamatan Arga Makmur, Kerkap, Marga Sakti Seblat, dan Ketahun. Kondisi ini membuat penularan berpotensi lebih cepat.
Dinkes Bengkulu Utara terus melakukan pencegahan dengan sosialisasi, penanganan langsung di lokasi kasus, serta fogging.
Upaya ini dilakukan untuk menekan angka kasus agar tidak seperti tahun 2024, yang mencapai 496 kasus dengan satu korban meninggal dunia.
“Dalam upaya pencegahan DBD, kita tetap melakukan PSN sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 400.5.7/4800 Bangda tentang PSN dan 3M Plus. Jadi seluruh masyarakat Indonesia diimbau melaksanakan PSN,” Ujar Pratiwi, Kabid P2P Dinkes Bengkulu Utara.