“Biasanya, itu tanda bahwa dulu sering berbeda pendapat dengan ibu atau ayah, bahkan mungkin pernah marah, uring-uringan, atau menyimpan rasa jengkel,” jelasnya.
Menurut beliau, emosi negatif seperti marah dan jengkel yang tidak terselesaikan bisa menimbulkan gangguan energi dalam tubuh, yang kemudian berpengaruh pada sistem reproduksi.
Bahkan, jika rasa marah itu disimpan terlalu lama, bisa menyebabkan siklus haid menjadi tidak teratur, rasa nyeri berlebihan, hingga gangguan pada rahim atau ovarium.
Ustadz Danu menegaskan, “Kalau marahnya sama ayah, biasanya akan sulit mendapatkan jodoh.
Kalau marahnya sama ibu, efeknya bisa ke rahim haid jadi sakit atau tidak teratur.”
Lebih jauh lagi, beliau menjelaskan bahwa semua ini adalah cara Allah untuk mengingatkan manusia agar tidak memelihara kebencian di hati.
Nyeri haid menjadi “kode” agar perempuan introspeksi diri dan memperbaiki hubungan dengan orang tuanya.
Hubungan Emosi dan Kesehatan Reproduksi
Menurut Ustadz Danu, organ reproduksi wanita seperti rahim, leher rahim, dan sel telur memiliki kaitan erat dengan hubungan anak kepada orang tuanya.