Nasional – Rabu sore (17/9), jajaran kabinet Merah Putih kembali mengalami perombakan besar.
Presiden Prabowo Subianto memgumumakan reshuffle jilid ketiga yang salah satu poinnya adalah pengangkatan Letnan Jenderal (Purn.) Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolkam).
Djamari bukan nama baru dalam jajaran militer Indonesia. Ia merupakan lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1971, satu angkatan lebih senior dari Prabowo Subianto dan Sjafrie Sjamsoeddin yang lulus pada 1974.
Karier panjangnya di tubuh TNI cukup cemerlang. Pada masa aktifnya, ia mengemban berbagai posisi penting, mulai dari Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada 1998-1999,
Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada 1999-2000, hingga Kepala Staf Umum TNI pada 2000-2004. Ia mengakhiri karier militernya dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal.
Namun, perjalanan Djamari juga pernah bersinggungan langsung dengan sejarah politik Indonesia.
Ia tercatat menjadi salah satu anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang pada 1998 memutuskan pemberhentian Prabowo dari dinas militer terkait kasus penculikan aktivis.

















