Jika yang lebih disukainya adalah perkara ketaatan, maka ketika datangnya kematian ia akan ingat ketaatan. Sebaliknya, jika ia lebih condong pada kemaksiatan, maka itulah yang akan lebih banyak muncul ketika datangnya kematian.
Hati merasa takut untuk berpisah dengan apa yang disukainya dan apa yang sudah menjadi kebiasaannya, terlebih lagi di saat genting dan terjadinya musibah.
Apabila hati telah yakin akan berpisah dengan apa yang disukainya tadi, maka ia akan teringat dengannya ketika hidupnya akan berlalu.
Berkata Ibnul Qayyim: “Oleh karena itu – wallahu a’lam – sering kali orang yang akan meninggal mengucapkan apa yang disukainya dan banyak ia sebut, dan bahkan mungkin rohnya keluar dalam keadaan ia mengucapkan kalimat tadi.
Banyak orang yang hobinya main catur di saat sakaratul maut mereka mengatakan “Rajanya mati”, dan sebagian yang lain mendendangkan syair sampai ia meninggal, karena dahulunya ia adalah penyanyi.
Ada seseorang yang mengabarkan kepadaku bahwa salah satu kerabatnya adalah seorang pedagang kain, di saat ajal datang mengatakan: “Kain ini bagus, sesuai untukmu, barang ini murah, menyamai ini dan itu”, sampai ia meninggal dunia.