Mujahid berkata, “Tidak ada seorangpun yang akan meninggal dunia, kecuali akan diperlihatkan padanya teman-teman yang biasa duduk bersamanya, baik itu mereka yang hobi bermain, maupun yang gemar dzikir.
Ada orang yang hobi main catur, ketika sakaratul maut, dikatakan padanya: “Ucapkanlah Laa ilaaha illallah, maka ia mengatakan: “Rajamu”, kemudian ia meninggal.
Ia mengucapkan kalimat yang biasa ia katakan ketika bermain (catur) semasa hidupnya, sehingga ia mengganti kalimat tauhid dengan (Rajamu).
Keadaannya tidak berbeda dengan orang yang biasa duduk dengan pecandu minuman keras, ketika ajal datang, dan ada orang yang mentalqinnya untuk mengucap syahadat, tetapi ia malah mengatakan: “Minum dan berilah aku minum), lalu iapun meninggal. Laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘Aliyyil ‘Adziim.
Demikianlah keadaan orang yang bertambah umurnya, tetapi dalam waktu yang sama bertambah keburukannya. Sehingga dalam umurnya yang dewasa keburukannya lebih banyak dibanding ketika masa kecilnya.
Orang semacam ini biasanya sulit untuk bertaubat, dan tidak mendapat taufiq untuk beramal sholeh yang bisa menghapus apa yang telah ia lakukan dahulu.