<strong>Nasional</strong> - Selain berdampak positif, rupanya perkembangan teknologi juga memberikan dampak negatif. Adapun dampak negatif tersebut ialah berkaitan dengan ancaman keamanan siber seperti peretasan dan pencurian data. Terbaru, ramai mengenai polisi menangkap pemuda berinisial WFT (22) yang diduga menjadi dalang di balik akun-akun di forum dark web yang menggunakan nama Bjorka, SkyWave, Shint Hunter, dan Oposite6890. WFT ini berasal dari Kakas Barat, Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) diduga telah meretas jutaan data nasabah bank. Dikatakan Wakil Direktur Siber Direktorat Siber Polda Metro Jaya, AKBP Fian Yunus, jika WFT mengaku sebagai hacker 'Bjorka' dan meretas 4,9 juta data nasabah bank itu ternyata sudah mengarungi dark web sejak tahun 2020. Untuk mengelabui aparat, WFT telah beberapa kali mengubah username miliknya dari Bjorka, menjadi SkyWave, Shint Hunter hingga terakhir Opposite6890 pada Agustus 2025 lalu. "Jadi tujuan pelaku melakukan perubahan nama ini adalah untuk menyamarkan dirinya, untuk menyamarkan dirinya dengan membuat menggunakan berbagai macam, tentunya email atau nomor telepon atau apapun itu sehingga yang bersangkutan sangat susah untuk dilacak oleh aparat penegak hukum," terang Fian.<!--nextpage--> Untuk informasi, Dark Web adalah lapisan terdalam internet yang tersembunyi, tidak terindeks oleh mesin pencari biasa, dan hanya dapat diakses pleh pengguna dengan menggunakan peramban khusus seperti Tor. <strong>Tanggapan Warganet</strong> Namun, tidak sedikit yang menganggap jika kasus penangkapan hacker yang pernah sangat meresahkan ini adalah sebuah aksi pengalihan isu terhadap banyaknya kasus penting yang tengah terjadi di tanah air saat ini. Lantas, siapa sebenarnya sosok ‘Bjorka’ ini? Pemuda berusia 22 tahun berinisial WFT diduga kuat sosok dibalik akun Bjorka alias Bjorkanesia. Saat ini pihak kepolisian masih belum bisa memastikan, apakah WFT merupakan Bjorka yang sama dengan pemilik akun Bjorka yang viral pada tahun 2020 silam. "Mungkin (WFT) adalah sosok Bjorka yang dulu 2020 atau Opposite68990 mungkin. Karena di internet, everybody can be anybody. Jadi itu masih dalam penyelidikan," jelas Fian Sejak tahun 2020, hacker bernama Bjorka menghebohkan Indonesia. Bahkan beragam data pejabat negara di Indonesia pernah ia dibongkar kala itu, diantaranya Menpora Zainudin Amali, Mendagri Tito Karnavian, Kepala BSSN Hinsa Siburian, hingga data daftar pemilih milik KPU RI.<!--nextpage--> Tak hanya itu, Bjorka juga sempat mengaku telah membobol data MyPertamina hingga BPJS Ketenagakerjaan, dan yang terbaru adalah membobol data nasabah bank swasta. Sehingga pihak bank swasta yang merasa dirugikan membuat laporan polisi dan akhirnya polisi mengaku menangkat WFT. Sementara itu, menurut Kasubdit IV Ditressiber Polda Metro Jaya AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon, jika pelaku WFT ini disebut bukanlah ahli IT atau lulusan sekolah ternama. Bahkan, ia hanyalah sosok pemuda yang tak lulus sekolah SMK dan memilih belajar secara otodidak tentang IT dan dark web. “Yang bersangkutan ini bukan ahli IT, hanya orang yang tidak lulus SMK. Namun sehari-hari secara otodidak dia selalu mempelajari IT,” terang AKBP Herman Edco Wijaya. Hingga saat ini penyelidikan masih terus berlanjut dan menurut pengakuan sementara, pelaku WFT mengaku mendapatkan puluhan juta untuk sekali penjualan data. Namun, AKBP Herman kembali menegaskan, sosok di balik akun Bjorka tersebut adalah seorang pengangguran. WFT kini dijerat Pasal 46 juncto Pasal 30 dan/atau Pasal 48 juncto Pasal 32 dan/atau Pasal 51 ayat (1) juncto Pasal 35 UU Informasi dan Transaksi Elektronik. Ancaman pidananya maksimal 12 tahun bui.<!--nextpage--> <strong>Putri Nurhidayati</strong>