Menurut mantan dosen FH UNIB ini, merasionalisasikan dan mengefesiensikan belanja pegawai pada TPP sangatlah rasional, tentunya dengan kajian TIM dan indikator-indikator terukur.
Mengurai belanja TPP sampai dengan 30-50 persen sangatlah bijak. Tentunya ada kesetaraan secara adil dari penerima TPP tertinggi dengan yang terendah.
Berdasarkan data banggar yang tertinggi Sekeretaris Daerah Rp 36 juta dan terendah Asisreb apoteker Rp.800 ribu.
Kita juga mengkaji TPP di Kota Bengkulu melebih TPP Kabupaten bahkan Propinsi Bengkulu.
Pada kesempatan ini juga Kusmito menyarankan Walikota mengkaji dan meninjau urgensinya atas tingginya TPP pada 8 OPD yakni:
- Setda
- Setwan
- BKPSDM
- Bapenda
- Bappeda
- BPKAD,
- Kominfo
lMenurut Sekretaris DPD PAN Kota Bengkulu ini, langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain;
- Mengupayakan kenaikan Rasio Fiskal kita yang berkategori tinggi dengan mengurangi belanja pegawai.
- Memaksakan tercapainya realisasi pendapatan sektor PAD, khususnya menciptakan sumber-sumber PAD baru dan memaksimalkan sumber andalan.
- Melakukan komunikasi intens dan efektif dengan Pemerintah Provinsi dan Pusat untuk mendapatkan tambahan DAU/DAK, dana transfer, bantuan barang dan lainnya sehingga dapat mengimbangi kebutuhan pembangunan di Kota Bengkulu.
“Tentunya kita menyadari keputusan nanti sangatlah tidak populis jika dinilai dari angka-angka, tetapi jika dimaknai sebagai rasa cinta kepada Kota Bengkulu, pembangunan berkelanjutan dan program untuk rakyat, yakinlah ini akan dipahami secara bijak dan dimahlumi, tutup Kusmito Gunawan.

















