<strong>Nasional</strong> - Tingginya angka demam berdarah, demam kuning, chikungunya, dan Zika, di Indonesia maka dibutuhkan jenis nyamuk yang bisa mengurangi angka virus tersebut. Salah satu nyamuk yang dimaksud adalah nyamuk Wolbachia. Nyamuk Wolbachia adalah jenis nyamuk Aedes aegypti yang diinfeksi bakteri Wolbachia. Bakteri ini sebenarnya tidak ditemukan pada nyamuk Ae. aegypti. Namun, para ahli memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam telur nyamuk Ae. aegypti untuk mengurangi penyebaran virus penyakit berbahaya tersebut. Untuk mengambil manfaatnya beberapa negara seperti Singapura, Thailand, Meksiko, dan Australia bahkan telah melakukan pelepasan nyamuk Wolbachia. Hasilnya, terdapat penurunan signifikan terkait angka kasus DBD di negara-negara tersebut. Sementara itu, di Indonesia setelah menjalani penelitian berbasis laboratorium selama bertahun-tahun sehingga menghasilkan penilaian objektif, program nyamuk Wolbachia ini akhirnya mulai disebarkan di wilayah Yogyakarta dan kabupaten sekitarnya, terutama Sleman dan Bantul.<!--nextpage--> <strong>Ciri-Ciri Nyamuk Wolbachia</strong> Ciri-ciri nyamuk Wolbachia mudah untuk dikenali. Bahkan untuk jenis Jantan dan betina hampir sulit untuk dibedakan. Perbedaannya hanya terlihat dari bentuk antena nyamuk yang jantan lebih kecil dan lebat daripada nyamuk betina. Namun, untuk Wolbachia Jantan ia tidak berbahaya untuk manusia karena tidak menggigit atau bahkan menularkan penyakit. Serangga ini hanya memakan sari tanaman dari nektar untuk bertahan hidup dan mendapatkan energi. Namun hal ini berbeda dengan nyamuk betina yang tetap menggigit manusia karena membutuhkan darah untuk telurnya. <strong>Fakta tentang Nyamuk Wolbachia</strong> Berikut ini adalah beberapa fakta seputar Wolbachia yang perlu diketahui: <strong>1. Tidak Membahayakan Manusia dan Hewan</strong> Sampai saat ini, tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa Wolbachia dapat membahayakan manusia dan hewan. Wolbachia termasuk salah satu bakteri alami yang sebagian besar ditemukan lebih dari 60 persen spesies serangga. Pada dasarnya, bakteri ini tidak bisa bertahan hidup di luar inang serangga. Oleh karena itu, Wolbachia akan terus berada di dalam tubuh serangga.<!--nextpage--> <strong>2. Tidak Dapat Menular Melalui Gigitan Nyamuk</strong> Terdapat studi yang melaporkan bahwa seseorang yang terkena gigitan nyamuk Aedes Aegypti tidak menunjukkan gejala apa pun. Karena hal inilah, para ahli melakukan intervensi pada nyamuk Ae. Aegypti dan Wolbachia untuk mengurangi risiko terkena demam berdarah dengue (DBD). Hasilnya, manusia tidak perlu khawatir jika digigit Wolbachia karena tidak ada risiko penularan. <strong>3. Tidak Dapat Bertahan Hidup di Luar Serangga</strong> Seperti dikatakan sebelumnya, jika bakteri ini tidak mampu bertahan hidup di lingkungan luar dan hanya bisa hidup di dalam sel serangga. Selain itu, ketika inangnya mati dan membusuk, bakteri juga akan ikut mati. Jenis bakteri ini dapat terurai secara alami bersama dengan tubuh serangga tersebut. <strong>4. Tidak Dapat Bertahan Hidup Setelah Tertelan</strong> Pernah melihat nyamuk dimakan cicak? Ya, namun hewan ini tidak akan terpapar Wolbachia meskipun mengonsumsi nyamuk tersebut. Hal ini telah terbukti melalui sebuah penelitian yang menemukan bahwa laba-laba yang makan nyamuk Wolbachia tidak ikut tertular bakteri Wolbachia. Selain itu, tidak ada data yang menunjukkan hewan, seperti ikan, kadal, katak, dan cicak terinfeksi bakteri.<!--nextpage--> <strong>Cara Kerja Nyamuk Wolbachia</strong> Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), cara kerja nyamuk Wolbachia bisa dengan langkah-langkah, seperti: 1. Para ahli akan memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam telur nyamuk Ae. aegypti jantan dan betina 2. Telur nyamuk yang sudah diintervensi oleh bakteri Wolbachia akan dikembang biakkan dan diproduksis secara massal di pabrik. Namun, produsen hanya memelihara nyamuk jantan saja sedangkan nyamuk betina akan terus dikembang biakkan di laboratorium 3. Para ahli dapat melepaskan nyamuk Wolbachia ke wilayah tertentu agar kawin dengan nyamuk betina liar. Hasilnya, jika nyamuk betina ber-Wolbachia kawin dengan jantan biasa maka anak-anaknya akan mewarisi Wolbachia. Namun, jika nyamuk jantan ber-Wolbachia kawin dengan betina biasa maka telur tidak menetas, sehingga dapat mengurangi jumlah spesies nyamuk yang terinfeksi. Nah, itulah tadi seputar informasi mengenai Nyamuk Wolbachia apakah berbahya atau tidak bagi manusia dan serangga, semoga informasi ini bermanfaat, ya!<!--nextpage-->   <strong>Putri Nurhidayati</strong>