Bahkan, ia juga menegaskan dan memastikan bahwa temuan warga itu merupakan peninggalan prasejarah zaman megalitikum.
“Lantaran melihat tempayan atau kendi yang digunakan dan mencocokkan hasil dari penelitian penemuan-penemuan sebelumnya,” jelas Najela Angraeni.
Menilik Sejarah
Apabila menilik sejarah, bahwa pada zaman pra sejarah, praktik penguburan dilakukan melalui dua metode utama, yakni penggunaan peti kubur dan tempayan kubur.
Dilansir dari sumber terpercaya, bahwa sistem penguburan dengan tempayan berkembang baik di Asia daratan maupun di Asia kepulauan pada masa akhir Paleolitik sampai pada masa kemahiran seni tuang perunggu besi.
Menurut Bellwood, tradisi kubur tempayan yang berkembang di Gua Niah Serawak diperkirakan berasal dari sekitar 1500 BC. Kubur tempayan di Thailand di duga berasal dari awal Masehi (Belwood, 2000: 350).
Jadi, hal tersebut sebagai perbandingan bahwa kubur tempayan juga berkembang di luar Indonesia khususnya di Asia Tenggara.
Penelitian kubur tempayan di Indonesia di mulai pada tahun 1908 di Melolo Sumba Timur, oleh A.C. Kruyt.

















