<strong>Mukomuko</strong> – Sejak awal September, pintu air irigasi Manjunto sayap kiri ditutup. Penutupan ini dilakukan untuk memperbaiki saluran irigasi yang mengalami kerusakan. Penutupan pintu air irigasi dilakukan selama 3 bulan ke depan, hingga November mendatang. Sebelumnya Dinas PUPR Mukomuko telah melakukan koordinasi dan menindaklanjuti keputusan rapat Komisi Irigasi yang telah disepakati dari 3 bulan sebelumnya. Selama periode penutupan tersebut, perbaikan akan ditangani oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera Tujuh Bengkulu. [caption id="attachment_3514" align="alignnone" width="300"]<img class="size-medium wp-image-3514" src="https://camkohatv.id/wp-content/uploads/2025/09/WhatsApp-Image-2025-09-11-at-10.52.23-300x169.jpeg" alt="" width="300" height="169" /> Kepala Dinas PUPR Mukomuko Apriansyah[/caption] Beberapa waktu lalu, pihak BWS telah menggelar sosialisasi mengenai rencana peningkatan kapasitas irigasi. Diketahui, lahan padi daerah irigasi Manjunto kiri saat ini seluas 714 hektare. Dari luasan tersebut, petani diharapkan menanam palawija sehingga dapat tetap produktif memanfaatkan lahan, mengingat masa penanaman padi baru akan dilakukan saat irigasi kembali dibuka 3 bulan ke depan.<!--nextpage--> Selain itu, para petani dan organisasi perangkat daerah terkait juga diharapkan bisa memanfaatkan jadwal pengeringan seperti perbaikan irigasi tersier, normalisasi jaringan, dan lainnya. Dengan demikian, jadwal yang ditetapkan bisa bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Disampaikan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, sistem buka tutup irigasi sudah menjadi mekanisme tahunan yang dipahami oleh petani. Bendungan Manjunto merupakan sumber utama yang mengaliri ribuan hektare lahan di sayap kanan dan kiri, sehingga keberlangsungannya harus dijaga dengan perawatan berkala. Apriansyah berharap dengan adanya perbaikan saat ini, saluran irigasi nantinya bisa berfungsi lebih baik, tahan lama, serta mampu meningkatkan ketahanan infrastruktur pertanian di wilayah tersebut, sekaligus menjaga ketersediaan air irigasi secara berkelanjutan. “Setelah ditutup tentu ada proses yang ingin dilaksanakan oleh pihak Balai Sungai, yaitu perbaikan saluran. Nah, karena saluran kita sudah tua umurnya, tentu perlu penanganan perbaikan. Maka rehab akan dilaksanakan dan mudah-mudahan dengan adanya perbaikan ini saluran kita bisa awet,” ujar Kepala Dinas PUPR Mukomuko Apriansyah.<!--nextpage--> <strong>Dwi Anggi Saputra</strong>