Selain itu, pulau ini juga berada di atas lapisan tanah yang sangat kaya oksida besi, terutama mineral hematit.
Sehingga, ketika hujan lebat turun, air hujan akan mengalir melalui perbukitan dan bebatuan pulau, melarutkan serta membawa partikel-partikel besi ke area yang lebih rendah.
Saat aliran air tersebut mencapai pantai, pasir dan air laut dangkal pun berubah warna menjadi merah, karat, hingga merah tua. Kondisi ini menciptakan ilusi seolah-olah garis pantai tampak “berdarah”.
Adapun, para ilmuwan menjelaskan, jika hematit cepat teroksidasi saat terpapar kelembapan, sehingga warna merahnya menjadi semakin pekat.
Mineral ini juga dikenal sebagai penyebab warna merah pada permukaan planet Mars.
Sementara itu, jika diamati secara geologis, Pulau Hormuz merupakan kawasan yang sangat kaya. Pulau ini terbentuk di atas kubah garam kuno dan lapisan vulkanik, serta mengandung berbagai mineral seperti oker, gipsum, garam, dan bijih besi.
Selama ratusan tahun, proses erosi telah membentuk perbukitan berwarna-warni yang semakin terlihat jelas saat musim hujan tiba. Ketika hujan turun, sedimen mineral halus terbawa melalui saluran alami menuju pantai.

















