<strong>Nasional</strong> - Sakit gigi memang bisa bikin seseorang kehilangan kesabaran. Mau makan susah, tidur tak nyenyak, bahkan suara angin pun terasa menyakitkan. Namun, Ustad Danu seorang pendakwah yang dikenal dengan pendekatan spiritual terhadap penyakit punya pandangan yang agak berbeda dari kacamata medis. Menurutnya, sakit gigi bukan hanya urusan gusi, syaraf, atau bakteri, tapi juga berkaitan dengan kondisi hati, emosi, dan ucapan seseorang Penyebab Sakit Gigi Menurut Ustad Danu Dalam berbagai ceramah dan program televisinya, Ustad Danu sering menjelaskan bahwa banyak penyakit fisik sebenarnya berakar dari masalah psikis dan moral. Begitu juga dengan sakit gigi. Menurut beliau, sakit pada area mulut dan rahang sering kali muncul karena “sinyal” dari hati yang tidak tenang. 1. Amarah yang Dipendam Salah satu penyebab utama yang sering disinggung adalah kemarahan yang tidak tersalurkan. Orang yang terbiasa menahan marah atau menyimpan dendam bisa mengalami tekanan batin yang akhirnya berdampak ke tubuh.<!--nextpage--> Menurut Ustad Danu, energi negatif itu sering terkumpul di area rahang atau mulut, dan akhirnya memicu rasa sakit di gigi atau gusi. 2. Lisan yang Tak Terjaga Lisan juga menjadi kunci penting. Beliau menjelaskan, seseorang yang suka berbohong, berkata kasar, atau menyakiti orang lain lewat ucapan bisa mendapat “peringatan” berupa gangguan di area mulut. Secara spiritual, penyakit itu datang sebagai cara agar seseorang sadar untuk memperbaiki lisannya. 3. Terlalu Banyak Memendam Perasaan Ada orang yang memilih diam daripada menyampaikan unek-uneknya. Menurut Ustad Danu, diam yang seperti ini bisa berbahaya jika diiringi perasaan tertekan. Ketika seseorang terus menahan kata katayang seharusnya diucapkan, beban batin itu bisa memunculkan ketegangan di sekitar gigi dan rahang. 4. Kesehatan Akhlak Berpengaruh ke Kesehatan Fisik Ustad Danu sering menekankan bahwa tubuh dan hati tidak bisa dipisahkan. Dalam salah satu tulisannya, ia menyebut bahwa sekitar 53% penyakit fisik berasal dari gangguan psikis atau kejiwaan.<!--nextpage--> Artinya, ketika hati tidak bersih penuh amarah, iri, atau kebencian maka tubuh pun akan menampakkannya lewat sakit-sakit tertentu. 5. Khusus untuk Gusi Bengkak Untuk kasus gusi bengkak, beliau menilai penyebabnya sering kali karena marah yang ditahan terlalu lama. Saat seseorang menahan emosi besar tanpa penyaluran yang sehat, tubuh bisa “meledak” dalam bentuk pembengkakan di mulut. Jadi, bukan cuma karena kurang sikat gigi, tapi juga karena kurang sabar dan terlalu banyak menekan perasaan. Cara Menyembuhkan Sakit Gigi ala Ustad Danu Ustad Danu tidak pernah menolak pengobatan medis, tapi beliau menekankan pentingnya menyembuhkan sisi batin terlebih dahulu. Berikut beberapa langkah yang sering diajarkan untuk mengobati sakit gigi secara spiritual. 1. Berdoa dan Berserah Diri kepada Allah Ustad Danu menganjurkan membaca doa berikut saat sakit gigi: “Bismillāh. A‘ūdzu billāhi wa qudratihī min syarri mā ajidu wa uhādziru.” Artinya: “Dengan nama Allah, aku berlindung kepada Allah dan kuasa-Nya dari keburukan apa yang kurasakan dan kukhawatirkan.”<!--nextpage--> Doa ini, kata beliau, membantu menenangkan batin dan mengundang energi positif agar tubuh bisa pulih dengan izin Allah. 2. Muhasabah Diri (Introspeksi) Langkah selanjutnya adalah merenungkan kembali: apakah selama ini ada ucapan yang menyakiti orang lain? Apakah kita menyimpan dendam, marah, atau kecewa? Dengan mengakui dan memperbaikinya, hati akan menjadi lebih ringan, dan tubuh bisa lebih cepat sembuh. 3. Perbaiki Lisan dan Hubungan Sosial Jika pernah menyakiti orang lewat kata-kata, Ustad Danu menyarankan untuk meminta maaf. Tidak hanya akan memperbaiki hubungan sosial, tapi juga membersihkan energi negatif yang menumpuk di diri. Ucapan yang lembut dan jujur, menurutnya, menjadi “obat” alami bagi mulut yang sakit. 4. Tetap Periksan dan Minum obat Jangan di Skip Meski dikenal lewat pendekatan spiritual, Ustad Danu tidak menolak peran kedokteran. Ia menyarankan untuk tetap memeriksakan diri ke dokter gigi bila rasa sakit tak tertahankan atau ada pembengkakan besar. Doa dan introspeksi hanyalah pelengkap, bukan pengganti perawatan medis.<!--nextpage--> 5. Kendalikan Emosi Sakit gigi menurut beliau erat kaitannya dengan ketidakseimbangan emosi. Maka dari itu, beliau menganjurkan untuk sering beristighfar, menahan amarah, dan menjaga pikiran positif. Hati yang tenang membuat sistem tubuh lebih stabil, sehingga rasa sakit pun bisa berkurang secara alami. Apa yang disampaikan Ustad Danu memang bukan pendekatan medis murni, melainkan spritual dan moral. Namun, banyak orang merasa terbantu karena diajak memahami bahwa tubuh dan jiwa saling berhubungan. Kadang, yang perlu disembuhkan bukan hanya gigi yang nyut-nyutan, tapi juga hati yang penuh beban. Jadi, kalau kamu sedang sakit gigi yang tak kunjung sembuh, selain minum obat dan pergi ke dokter, coba juga tenangkan hatimu. Maafkan orang lain, jaga ucapanmu, dan lepaskan emosi yang selama ini kamu pendam. Siapa tahu, kesembuhanmu datang bukan dari obat, tapi dari hati yang akhirnya ikhlas dan damai. Kalimat sederhana Ustad Danu sering jadi pengingat <blockquote>“Tubuh akan sembuh kalau hati sudah tenang. Karena penyakit bukan hanya dari apa yang kamu makan, tapi juga dari apa yang kamu rasakan.”</blockquote> Dengan begitu, sakit gigi tak lagi hanya soal urat dansaraf, tapi tentang bagaimana kita belajar mengendalikan amarah, memperbaiki lisan, dan menemukan ketenangan batin.<!--nextpage--> <strong>(Sheila Silvina)</strong>