Sebab, desa akan dibebankan anggaran sebesar Rp2,7 juta untuk penanaman jagung, dan Rp10 juta untuk penanaman cabai minimal 500 batang per desa.
Biaya ini dialokasikan untuk pembelian benih, pupuk, dan polybag. Dengan begitu, total kebutuhan biaya mencapai Rp12,7 juta per desa.
Abdul Hadi menjelaskan, sebagian besar desa sebenarnya sudah melaksanakan program ketahanan pangan sesuai potensi masing-masing, seperti jagung.
“Mereka mendukung kegiatan ini, namun meminta agar penanaman cabai ditinjau kembali. Mayoritas desa kita sudah melaksanakan ketahanan pangan masing-masing. Jadi, untuk kesiapan mereka, hanya penanaman jagung yang siap mereka bantu,” ujar Abdul Hadi, Kepala DTPHP Bengkulu Utara.