Ketika sedang beristirahat, tiba-tiba jatuh buah pohon yang ada di dekat mereka dan Maharaja Sakti mengambil buah tersebut.
Buah tersebut berbentuk seperti buah embacang tapi lebih besar. Saat ditanyakan ke salah seorang penduduk, dijawabnya bahwa buah tersebut bernama buah Tais. Namun ada juga yang menyebutnya dengan buah Taias.
Buah tersebut tidak mengandung racun, namun saat dimakan rasanya gatal dan sangat asam. Karena cukup berkesan, maka akhirnya Maharaja Sakti memberikan nama tempat itu sebagai Talang Tais.
Nah, seiring dengan perkembangan zaman, penduduk Talang Tais akhirnya semakin ramai sehingga menjadi sebuah perkampungan yang sudah mirip sebuah dusun.
Belum berakhir disitu, pada saat seorang tokoh masyarakat penduduk Talang Tais berpamitan dengan pemimpin saat itu, yakni Depati Bunga Emas untuk mendirikan dusun sebagai perubahan dari Talang Tais, Depati Bunga Emas mengatakan bahwa Talang Tais tersebut yang sangat layak dijadikan Pasar, karena tempatnya yang sangat strategis.
Dan pada akhirnya diputuskan bahwa Talang Tais diubah menjadi Pasar Tais dengan pemimpinnya disebut Batin Pasar. Sejak itulah nama Pasar Tais semakin terkenal, dan transaksi perdaganagn semakin menjanjikan, bahkan sampai ke Kerajaan Bangkahulu.