Perbedaan dialek bahkan bisa terasa antar desa, menunjukkan betapa beragamnya masyarakat Lembak.
Secara kepercayaan, sebagian besar masyarakat Lembak telah memeluk Islam, namun jejak animisme masih tersisa di beberapa daerah terpencil.
Dalam kehidupan sehari-hari, mereka banyak bergantung pada pertanian dan peternakan.
Menanam padi, berkebun karet, serta membuat batu bata menjadi aktivitas ekonomi utama.
Tradisi gotong royong dan adat desa masih terpelihara kuat, menjadikan suku ini salah satu penjaga nilai-nilai asli Bengkulu.
2. Suku Pekal
Beranjak ke bagian utara Bengkulu, ada suku Pekal atau disebut juga Pikal yang banyak mendiami Kabupaten Bengkulu Utara dan Mukomuko, terutama di wilayah berbatasan dengan Jambi dan Sumatera Barat.
Menariknya, asal-usul suku ini kerap dikaitkan dengan kisah mitologi seperti legenda Putri Rindu Bulan dan Sungai Ketahun.
Cerita tersebut menghubungkan Pekal dengan suku Rejang dan Minangkabau.
Meski begitu, suku Pekal tetap memiliki identitas budaya tersendiri yang membedakannya dari kedua suku besar itu.