Artinya: Ataukah kаrеnа tiupan angin kеnсаng уаng bеrhеmbuѕ dаrі аrаh “Kаzhіmаh”. Atаu kаrеnа sinar kіlаt yang mеmbеlаh kеgеlараn mаlаm dari Gunung “Idhаm”.
فَمَا لِعَيْنَيْكَ إِنْ قُلْتَ اكْفُفَاهَمَتَا ِوَمَا لِقَلْبِكَ إِنْ قُلْتَ اسْتَفِقْ يَهِم
Fa maa li ‘ aynayka in qulta kfufaa hamataa Wa maa li qalbika in qulta stafiq yahimi
Artinya: Mengapa saat kau tahan air matamu ia tetap basah? Dan mengapa pula saat kau sadarkan hatimu ia tetap gelisah?
ٌأَيَحْسَبُ الصَّبُّ أَنَّ الْحُبَّ مُنْكَتِـم ِمَا بَيْنَ مُنْسَجِمِِ مِّنْهُ وَمُضْطَرِم
Ayahsabus sabbu annal hubba munkatimun Maa bayna munsajimin minhu wa mudtarimi
Artinya: Apakah sang kekasih mengira bahwa tersembunyi cintanya. Di antara air mata yang mengucur dan hati yang bergelora.
لَوْلَا الْهَوَى لَمْ تُرِقْ دَمعاً عَلٰى طَلَلٍ وَلَا أَرِقْتَ لِذِكْرِ الْبَانِ وَالْعَلَـمِ
Law lal hawaa lam turiq dam ‘an ‘alaa talalin Wa laa ariqta li dhikril baani wal ‘alami
Artinya: Jika bukan karena cinta tidak akan kau tangisi puing-puing rumahnya. Dan tidak akan pula kau begadang untuk mengingat pohon Ban dan gunung, dekat rumah orang yang engkau cintai yakni Nabi Muhammad.

















