<strong>Bengkulu</strong> – Setelah melalui proses penilaian panjang, lima kabupaten dan satu kota di Provinsi Bengkulu masuk 10 besar Lomba Desa Wisata tingkat Provinsi Bengkulu. Untuk di Kota Bengkulu, tim melakukan penilaian terhadap Wisata Hutan Mangrove 212 Kota, didampingi Pokdarwis pada Sabtu (25/10). Dalam penilaian ini, Kadis Pariwisata Provinsi Murlin Hanizar mengakui keunggulan Wisata Taman Mangrove yang sudah dikenal luas. Dikatakan Murlin, untuk menambah daya tarik, ke depan sentuhan berbagai kegiatan yang dipusatkan di Hutan Mangrove dapat menjadi salah satu dorongan agar wisata dapat lebih berkembang. Murlin menilai, saat ini Wisata Mangrove yang menjadi salah satu kebanggaan Kota Bengkulu sudah banyak perubahan. Selain bernilai wisata, Taman Mangrove juga memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar. Ditambahkan Murlin, keunggulan yang dimiliki Wisata Mangrove ini tentunya akan menjadi penilaian dari para juri. “Point plus, tentunya ini kan pembinaan dari Pemkot ya, harus lebih baik. Saya pikir ini kita lihat ada beberapa aspek yang memang memiliki keunggulan. Kalau yang lain kan wilayah desa, nah ada dua kategori yang dilombakan. Yang pastinya, Mangrove ini memang sudah viral, kita lihat di medsos. Kalau orang ke Bengkulu memang tujuannya ke Taman Mangrove. Saya berharap Walikota akan menambahkan atau ada event yang membuat daya tarik,” ujar Kadis Pariwisata Provinsi Bengkulu, Murlin Hanizar.<!--nextpage--> Sementara itu, dikatakan Asisten II Pemkot Bengkulu Sehmi Alnurl, didampingi Kadis Pariwisata Kota, Camat Kampung Melayu, dan Lurah Sumber Jaya, dengan kelembagaan dan destinasi keunggulan yang dimiliki Wisata Mangrove, Pemkot optimis dapat menjadi juara. Apalagi ditambah nilai ekonomis bagi masyarakat yang membuka usaha di wisata Mangrove ini, pernah mencatatkan pendapatan hingga puluhan juta rupiah per hari. Kedepan memang perlu ada sejumlah pembenahan agar Wisata Mangrove ini semakin dikenal dan mendunia. “Kita lihat dari kelembagaan itu lengkap. Kemudian destinasi spesifik dari desa yang ada di Provinsi Bengkulu. Dari segi pendapatan dan pengaruhnya terhadap UMKM itu sudah kita lihat. Pernah di sini pendapatannya sampai Rp30 juta per hari, artinya ini luar biasa. Nah, bisa kita poles lagi, misalnya tempat ikan bakar. Hanya saja, di sini menjadi persoalan tempat parkir sih. Dari kelas bawah sampai kelas atas semua bisa memenuhi kebutuhan wisata,” ujar Asisten II Pemkot Bengkulu, Sehmi Alnur.<!--nextpage--> <strong>Verdi Dwiansyah</strong>