Bengkulu Utara – Hasil studi kelayakan (Feasibility Study/FS) proyek pengembangan Kawasan Wisata Air Terjun Palak Siring di Kecamatan Kemumu, Kabupaten Bengkulu Utara, menunjukkan prospek investasi yang menjanjikan.
Proyek ini dinilai layak secara finansial dan operasional, serta berpotensi menjadi ikon wisata baru di Provinsi Bengkulu.
Kawasan Palak Siring merupakan salah satu proyek unggulan dalam program Regional Investor Relations Unit (RIRU) yang digagas Bank Indonesia Provinsi Bengkulu bersama Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk mempercepat realisasi investasi daerah, khususnya di sektor pariwisata berkelanjutan.
Nilai Investasi Capai Rp106,9 Miliar
Berdasarkan laporan akhir studi kelayakan, total kebutuhan investasi untuk pengembangan kawasan ini mencapai Rp106,9 miliar.
Dana tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur utama seperti:
- Area parkir seluas 12.000 meter persegi
- Jalur pedestrian
- Musholla
- Rest area
- Gazebo
- Toilet
- Area kuliner dan cinderamata,
- Pengembangan kawasan Lorong Watu dan persawahan tematik yang dikonsep sebagai wisata edukatif.
Dari hasil analisis finansial, proyek ini dinyatakan layak secara finansial pada skenario optimistik, dengan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp197,86 miliar, Internal Rate of Return (IRR) mencapai 12,66 persen, dan periode pengembalian modal (payback period) sekitar 22 tahun.
Pada skenario konservatif, nilai NPV masih menunjukkan angka positif sebesar Rp79,4 miliar dengan IRR 8,97 persen, menandakan potensi keberlanjutan apabila dikelola secara efisien.
Daya Tarik Alam dan Ekowisata
Air Terjun Palak Siring dikenal memiliki panorama alam yang menawan dengan ketinggian air terjun alami yang dikelilingi hutan sekunder dan perbukitan asri.
Selain itu, kawasan ini juga menjadi habitat bunga langka Rafflesia arnoldii, serta memiliki peninggalan sejarah berupa terowongan Belanda dan bendungan lama.
Aktivitas wisata yang akan dikembangkan meliputi hiking, river tubing, camping ground, fotografi alam, hingga wisata edukasi lingkungan.
Akses menuju lokasi terbilang mudah, dengan waktu tempuh sekitar 90 menit dari Kota Bengkulu melalui jalur darat.
Keterlibatan Masyarakat dan UMKM Lokal
Hasil social mapping yang dilakukan tim studi menunjukkan, masyarakat di sekitar kawasan memiliki potensi besar untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan wisata.
Melalui kelompok Pokdarwis Arga Tirta, masyarakat dapat berperan dalam penyediaan homestay, kuliner lokal, jasa pemandu wisata, hingga produksi kerajinan tangan khas Bengkulu Utara.
“Konsep pengelolaan berbasis komunitas ini menjadi kunci agar manfaat ekonomi dari sektor wisata dapat dirasakan langsung oleh warga sekitar,” tulis laporan tersebut.
Model Bisnis dan Skema Kerja Sama
Dalam dokumen studi, terdapat tiga skema kerja sama yang direkomendasikan untuk menarik minat investor, yakni:
- Skema Build Operate Transfer (BOT) antara pemerintah daerah dan mitra swasta,
- Kemitraan BUMDes dan investor lokal dengan fokus pemberdayaan ekonomi masyarakat,
- Public-Private Partnership (PPP) dengan pola bagi hasil dan pengelolaan aset bersama.
Ketiga model ini dinilai fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kapasitas mitra serta tujuan jangka panjang pembangunan wisata daerah.
Potensi Pertumbuhan dan Dampak Ekonomi
Pasca-revitalisasi, jumlah kunjungan wisatawan diproyeksikan tumbuh rata-rata 10 persen per tahun.
Selain meningkatkan pendapatan daerah, proyek ini diharapkan dapat membuka peluang kerja baru, memperkuat sektor UMKM, dan mendorong terciptanya ekosistem pariwisata berkelanjutan di Bengkulu Utara.
Dengan kombinasi antara keindahan alam, kekayaan budaya, dan dukungan infrastruktur baru, Palak Siring diprediksi menjadi destinasi unggulan dan peluang investasi yang menarik bagi sektor swasta di Bengkulu Raya.
Tindak Lanjut Pemerintah Daerah
Melalui Dinas Penanaman Modal dan Pemberdayaan Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bengkulu Utara, menindaklanjuti dokumen FS dengan melakukan sosialisasi, guna menarik calon investor untuk dapat berinvestasi pada sektor kepariwisataan di kawasan Wisata Palak Siring.
“Tentu dengan adanya dokumen FS, ini adalah bahan untuk kita promosikan kepada calon investor. Karena dokumen FS itu hasil kajian dari pada investasi. Semua dalam dokumen itu tergambar dengan lengkap,” kata Budi, Senin (13/10).
(Novan Alqadri)