Bengkulu – Harga BBM (Bahan Bakar Minyak) non subsidi di Bengkulu turun drastis, HPMPI dan Masyarakat Bengkulu Sambut Gembira SK Gubernur Helmi Hasan
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Bengkulu Helmi Hasan mengenai penyesuaian Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), harga Bahan Bakar Minyak (BBM) resmi mengalami penurunan, Rabu (20/8/2025) dini hari.
Keputusan ini disambut penuh suka cita oleh berbagai kalangan, khususnya para pengelola Pertashop yang tergabung dalam Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI).Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) HPMPI, Steven, menyatakan rasa syukur sekaligus kegembiraan atas langkah pemerintah daerah yang dinilai berpihak kepada masyarakat.
“Alhamdulillah, kami menyambut dengan penuh rasa syukur penurunan harga BBM ini. Hal ini menjadi bukti nyata kepedulian Gubernur Bengkulu terhadap beban masyarakat, khususnya di tengah tekanan ekonomi global yang masih terasa hingga kini,” ujar Steven, di kediamannya, Selasa malam (19/8/2025).
Berdasarkan SK tersebut, mulai 20 Agustus 2025 pukul 00.00 WIB, harga beberapa jenis BBM nonsubsidi turun Rp300 per liter.
Rinciannya adalah:
- Pertamax dari Rp12.800 menjadi Rp12.500 per liter
- Pertamax Turbo dari Rp13.800 menjadi Rp13.500 per liter
- Dexlite dari Rp14.450 menjadi Rp14.150 per liter
- Dex dari Rp14.750 menjadi Rp14.450 per liter
Pertamina merespons cepat keputusan ini dengan menginstruksikan seluruh pengelola SPBU dan Pertashop di Bengkulu untuk segera menyesuaikan harga pada dispenser dan totem. Penyesuaian tersebut diharapkan dilakukan segera sebagai bentuk transparansi sekaligus tanggung jawab kepada konsumen.
Steven menegaskan bahwa kebijakan penyesuaian PBBKB ini sangat bermanfaat karena mampu meringankan beban masyarakat sekaligus menjaga stabilitas ekonomi daerah.
“Kita berharap penyesuaian ini bisa memberi napas lega bagi masyarakat, meningkatkan daya beli, serta memperkuat pertumbuhan ekonomi di Bengkulu,” ungkapnya.
Selain itu, penurunan harga BBM dinilai dapat memberikan dampak positif terhadap sektor transportasi dan logistik yang menjadi tulang punggung distribusi barang dan jasa di wilayah Bengkulu. Dengan turunnya biaya operasional, harga kebutuhan pokok diharapkan lebih stabil, sehingga daya beli masyarakat juga semakin membaik.
HPMPI bersama masyarakat pun memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu atas kebijakan pro rakyat tersebut.
“Kami berkomitmen mendukung kebijakan yang berpihak kepada masyarakat. Semoga langkah ini menjadi contoh bagi daerah lain, bahwa sinergi antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat dapat memberikan manfaat nyata,” ucap Steven.
Kabar penurunan harga BBM ini juga disambut antusias oleh masyarakat Bengkulu. Banyak warga mengaku terbantu dengan adanya kebijakan tersebut. Syarif, warga Kelurahan Kadang Mas, Kota Bengkulu, yang sehari-hari bekerja menggunakan sepeda motor, mengatakan bahwa penurunan harga ini walaupun tidak terlalu besar tetap memberi manfaat nyata.
Mungkin memang turunnya tidak besar, tetapi tetap terasa manfaatnya bagi kami. Terkadang kalau mau isi BBM Pertalite antreannya panjang sekali, jadi saya lebih sering menggunakan Pertamax. Dulu harganya terasa berat di kantong, tapi dengan penurunan Rp300 ini cukup membantu kebutuhan harian,” ujarnya.
Dengan adanya penyesuaian harga ini, masyarakat berharap agar kebijakan serupa dapat terus dilakukan jika kondisi memungkinkan. Langkah Gubernur Bengkulu Helmi Hasan melalui penyesuaian PBBKB dinilai tepat waktu karena masyarakat masih menghadapi tantangan ekonomi pascapandemi dan tingginya harga kebutuhan pokok.
HPMPI juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus berkolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kelancaran distribusi BBM. Steven menutup pernyataannya dengan optimistis bahwa kebijakan penurunan harga BBM ini akan memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat Bengkulu.
(Adrian)