<strong>Nasional</strong> - Sebagai penyelenggara jaminan Kesehatan, BPJS Kesehatan berfungsi untuk memberikan perlindungan Kesehatan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini berfungsi sebagai sistem asuransi sosial yang menanggung biaya perawatan kesehatan, termasuk rawat jalan, rawat inap, persalinan, dan pengobatan penyakit kronis, kepada setiap kalangan usia termasuk juga pada anak-anak. Dalam status anak, maka seseorang akan ditanggung BPJS Kesehatan oleh orang tuanya. Namun, hal ini tentu saja ada Batasan usia yang ditentukan. Lantas, batas usia berapa anak akan ditanggung BPJS Kesehatannya oleh orang tua? Umumnya, anak yang usianya telah melebihi 21 tahun maka BPJS Kesehatannya tidak akan ditanggung oleh orang tua lagi. Namun, jika anak tersebut masih menempuh Pendidikan formal, maka usia batas ditanggung oelh orang tuanya adalah 25. Berikut ketentuannya secara rinci merujuk Perpres Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2028 tentang Jaminan Kesehatan: - Batas usia anak yang ditanggung BPJS Kesehatan orang tua yakni 21 tahun atau 25 tahun bagi yang menempuh pendidikan formal.<!--nextpage--> - Jika anak masih menempuh pendidikan formal, maka kepersertaannya masih bisa ditanggung oleh orang tua sampai usia 25 tahun. - Jika anak sudah berusia 21 tahun tetapi sudah tidak sedang menempuh pendidikan formal, maka anak tersebut tidak dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan orang tua. - Anggota keluarga yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan paling banyak empat orang, meliputi suami atau istri yang sah dan maksimal tiga orang anak. - Anak yang dimaksud adalah anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat. <strong>Penyakit yang ditanggung BPJS Kesehatan</strong> Adapun, berikut ini adalah jenis penyakit yang akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional. Penyakit yang dijamin BPJS Kesehatan ini berlaku untuk segala macam tindakan pengobatan, seperti berobat jalan, operasi, terapi, hingga rawat inap, berikut daftarnya: 1. Kejang demam 2. Tetanus 3. HIV AIDS tanpa komplikasi 3. Tension headache 4. Migren 5. Bell's Palsy 6. Vertigo (Benign paroxysmal positional Vertigo) 7. Gangguan somatoform 8. Insomnia 9. Benda asing di konjungtiva 10. Konjungtivitis 11. Perdarahan subkonjungtiva 12. Mata kering 13. Blefaritis 14. Hordeolum 15. Trikiasis 16. Episkleritis 17. Hipermetropia ringan 18. Miopia ringan 19. Astigmatism ringan 20. Presbiopia 21. Buta senja 22. Otitis eksterna 23. Otitis Media Akut 24. Serumen prop 25. Mabuk perjalanan 26. Furunkel pada hidung 27. Rhinitis akut 28. Rhinitis alergika 29. Rhinitis vasomotor 30. Benda asing 31. Epistaksis 32. Influenza 33. Pertusis 34. Faringitis 35. Tonsilitis 36. Laringitis 37. Asma bronchiale 38. Bronchitis akut 39. Pneumonia, bronkopneumonia 40. Tuberkulosis paru tanpa komplikasi 41. Hipertensi esensial 42. Kandidiasis mulut 43. Ulcus mulut (aptosa, herpes) 44. Parotitis 45. Infeksi pada umbilikus 46. Gastritis 47. Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis) 48. Refluks gastroesofagus 49. Demam tifoid 50. Intoleransi makanan 51. Alergi makanan 52. Keracunan makanan 53. Penyakit cacing tambang 54. Strongiloidiasis 55. Askariasis 56. Skistosomiasis 57. Taeniasis 58. Hepatitis A 59. Disentri basiler, disentri amuba 60. Hemoroid grade ½ 61. Infeksi saluran kemih 62. Gonore 63. Pielonefritis tanpa komplikasi 64. Fimosis 65. Parafimosis 66. Sindroma duh (discharge) genital (Gonore dan non gonore) 67. Infeksi saluran kemih bagian bawah 68. Vulvitis 69. Vaginitis 70. Vaginosis bakterialis 71. Salphingitis 72. Kehamilan normal 73. Aborsi spontan komplet 74. Anemia defisiensi besi pada kehamilan 75. Ruptur perineum tingkat ½ 76. Abses folikel rambut/kelj sebasea 77. Mastitis 78. Cracked nipple 79. Inverted nipple 80. Diabetes melitus tipe 1 81. Diabetes melitus tipe 2 82. Hipoglikemi ringan 83. Malnutrisi energi protein 84. Defisiensi vitamin 85. Defisiensi mineral 86. Dislipidemia 87. Hiperurisemia 88. Obesitas 89. Anemia defiensi besi 90. Limphadenitis 91. Demam dengue, DHF 92. Malaria 93. Leptospirosis (tanpa komplikasi) 94. Reaksi anafilaktik 95. Ulkus pada tungkai 96. Lipoma 97. Veruka vulgaris 98. Moluskum kontangiosum 99. Herpes zoster tanpa komplikasi 100. Morbili tanpa komplikasi 101. Varicella tanpa komplikasi 102. Herpes simpleks tanpa komplikasi 103. Impetigo 104. Impetigo ulceratif (ektima) 105. Folikulitis superfisialis 106. Furunkel, karbunkel 107. Eritrasma 108. Erisipelas 109. Skrofuloderma 110. Lepra 111. Sifilis stadium 1 dan 2 112. Tinea kapitis 113. Tinea barbe 114. Tinea facialis 115. Tinea corporis 116. Tinea manus 117. Tinea unguium 118. Tinea cruris 119. Tinea pedis 120. Pitiriasis versicolor 121. Candidiasis mucocutan ringan 122. Cutaneus larvamigran 123. Filariasis 124. Pedikulosis kapitis 125. Pediculosis pubis 126. Scabies 127. Reaksi gigitan serangga 128. Dermatitis kontak iritan 129. Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant) 130. Dermatitis numularis 131. Napkin ekzema 132. Dermatitis seboroik 133. Pitiriasis rosea 134. Acne vulgaris ringan 135. Hidradenitis supuratif 136. Dermatitis perioral 137. Miliaria 138. Urtikaria akut 139. Eksantemapous drug eruption, fixed drug eruption 140. Vulnus laseraum, puctum 141. Luka bakar derajat 1 dan 2 142. Kekerasan tumpul 143. Kekerasan tajam<!--nextpage--> Semoga informasi ini bermanfaat, ya! <strong>Putri Nurhidayati</strong>