4. Lingkungan yang tidak mendukung
Air kotor, sanitasi buruk, dan kebiasaan hidup kurang bersih bisa memicu infeksi berulang yang mengganggu pemenuhan gizi. Masalah ini bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di daerah miskin.
5. Budaya dan kebiasaan lokal
Di beberapa daerah, ada tradisi atau kepercayaan yang membatasi jenis makanan tertentu.
Misalnya, ibu hamil dilarang makan ikan atau telur karena dianggap berbahaya, padahal justru sangat dibutuhkan untuk nutrisi.
6. “hidden hunger”
Seseorang bisa terlihat sehat secara kasat mata, berat badan normal, tetapi diam-diam kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi, yodium, vitamin A, atau zinc.
Kekurangan ini bisa menimbulkan dampak jangka panjang, seperti penurunan konsentrasi, mudah sakit, hingga gangguan pertumbuhan.
Gizi kurang, baik karena kemiskinan maupun faktor lain, berdampak langsung pada kualitas generasi mendatang.
Anak yang tidak mendapat gizi cukup berisiko mengalami hambatan pertumbuhan, daya pikir yang menurun, serta rentan sakit. Dampaknya bukan hanya untuk individu, tetapi juga untuk pembangunan bangsa.