Setelah itu, Utsman meminta umat Muslim untuk mengisi air di sumur tersebut buat kebutuhan dua hari sekaligus.
Hasilnya, saat hari jatah kepemilikan orang Yahudi, tidak ada satu pun yang membeli air. Selang berapa lama dia akhirnya memutuskan untuk menjual sumur tersebut seluruhnya kepada Utsman.
Tidak cukup di situ, kekayaan Utsman Bin Affan justru semakin meningkat. Tanah di sekitar sumur umat Islam atas namanya pun pada akhirnya juga menjadi salah satu harta kekayaannya yang digunakan untuk kepentingan bersama.
Hal tersebut terus dikembangkan dan menjadi perkebunan kurma hingga semasa pemerintahan Kerajaan Utsmaniyah dan kini Arab Saudi.
Kebun yang ditumbuhi sebanyak 1.505 pohon kurma serta seluruh hasil wakaf tersebut kini dikelola oleh Kementerian Pertanian Kerajaan Arab Saudi untuk diberikan kepada fakir miskin dan anak yatim.
Selain itu, sebagian dari hasil wakaf tersebut disimpan dalam rekening tabungan atas nama Utsman Bin Affan di bawah pengawasan Departemen Pertanian Arab Saudi.
Melalui sebagian tabungan ini dibangunlah sebuah investasi umat dalam bentuk hotel berbintang lima yang terletak di samping Masjid Utsman Bin Affan, Markaziyah.

















