Dengan luas wilayah sekitar 99 ribu hektar dan jumlah penempatan transmigran sekitar 30 ribu KK (Kepala Keluarga), kawasan KTM Lagita ini diharapkan jadi model pembangunan Kota Transmigrasi pada masa depan.
Tidak hanya itu, di hadapan Menteri Transmigrasi, Mian juga vokal menyoroti pembangunan KTM Lagita yang dinilai lebih mengutamakan kuantitas dibandingkan kualitas.
Ia berharap pengembangan kawasan dilakukan secara bertahap namun tuntas, agar benar-benar menjadi proyek percontohan yang matang.
“Programnya terkesan terburu-buru, dari lima jadi delapan, lalu sekarang sudah menjadi 53. Maksud kami sebagai kepala daerah, tuntaskan dulu yang ada agar benar-benar menjadi pilot project yang berkualitas,” tegasnya.
Mian menambahkan, Pemerintah Daerah telah berhasil menyelesaikan sejumlah fasilitas pelayanan masyarakat dengan dukungan APBD dari program prioritas nasional tersebut yang dampaknya sangat signifikan.
“Buktinya, di KTM Lagita sudah berdiri rumah sakit, gedung olahraga, hingga Unit Kerja Keimigrasian (UKK). Jadi, masyarakat yang ingin mengurus paspor, termasuk untuk keperluan umroh, tidak perlu lagi ke Kota Bengkulu,” ungkapnya.
Keberadaan fasilitas tersebut disampaikan Wagub Mian berdampak positif pada perekonomian masyarakat setempat. Bahkan, permintaan pembuatan paspor di kawasan tersebut mencapai 100–300 orang.