“Sebenarnya sengat mudah saudaraku, untuk mencari bukti tak perlu harus memeriksa semua barang bawaanku. Seperti yang engkau ketahui bahwa aku senantiasa pergi dengan mengendarai kuda, tetapi ketika pulang aku hanya berjalan kaki dan disitulah usahaku,” kata Abu Nawas.
Mendengar penjelasan Abu Nawas, akhirnya si Fulan mengerti bahwa di masa itu Abu Nawas menjual kuda-kudanya di negeri tetangga dan pulangnya dia tukarkan dengan barang-barang lainnya.
Itu lah cerita Abu Nawas yang tidak pernah kehabisan ide. Tidak ada yang memahami cara berpikir Abu Nawas hingga akhirnya semuanya terungkap.