Mereka menggarap lahan untuk menanam jagung sebagai bagian dari program ketahanan pangan, dengan modal terbatas dari simpanan wajib anggota.
Sebuah gedung yang disiapkan untuk menjalankan unit usaha sembako, yang rencananya akan bekerja sama dengan Bulog, hingga kini masih kosong.
Program itu terpaksa ditunda lantaran pemerintah tengah gencar menjalankan Gerakan Pangan Murah (GPM), yang membuat pasar sembako koperasi belum bisa bergerak.
“Karena saat ini banyak pihak yang menggelar gerakan pangan murah. Jadi kami tunda dulu untuk menjual bahan pokok dari Bulog,” tambah Ikhwan.
Meski demikian, pengurus tidak sepenuhnya menyerah. Mereka masih menaruh harapan besar agar pemerintah dan pihak perbankan segera memberikan solusi.
“Koperasi ini sudah siap, baik dari sisi administrasi maupun anggota. Kami hanya menunggu kepastian modal agar bisa benar-benar berjalan,” tegas Ikhwan.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Bengkulu Utara, Rimiwang Muksin, membenarkan bahwa kondisi serupa juga dialami koperasi lain.

















