Kebun kopinya bukan sekadar ladang mencari nafkah, tetapi juga dibuat sebagai pusat edukasi dan tempat berbagi ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Perjalanan dari Ladang ke Seragam
Sejak kecil, Sae Amri sudah terbiasa dengan dunia pertanian. Meskipun memilih karier sebagai polisi, kecintaannya pada tanah dan tanaman tidak pernah pudar.
Setiap kali selesai bertugas, ia selalu kembali ke kebun kopi yang telah menjadi passionnya.
Awalnya, ia menanam kopi dengan cara tradisional, mengikuti metode warisan pendahulunya.
Namun, Sae Amri terus mencari pengetahuan baru. Ia belajar berbagai teknik modern, mulai dari pemilihan bibit unggul, pemangkasan, pemupukan, hingga penanganan hama.
Pengetahuan ini kemudian ia bagikan secara cuma-cuma kepada para petani di sekitarnya. Kebun kopi Sae Amri menjadi kelas lapangan yang selalu ramai dikunjungi petani desa.
Mereka datang untuk belajar cara merawat tanaman agar panen lebih optimal.
“Banyak dari kita masih menggunakan cara lama. Padahal, dengan sedikit sentuhan dan ilmu yang tepat, hasilnya bisa jauh lebih baik,” ujar Sae Amri sambil mempraktikkan cara memangkas yang benar.
Ia juga menekankan pentingnya perawatan pasca-panen, karena kualitas biji kopi adalah kunci untuk meningkatkan harga jual.