Aktifitas ilegal logging ini terpantau setelah komunitas pecinta alam mengadakan kegiatan perkemahan di areal air terjun pintu langit.
Menurut keterangan Darlan Hamidi selaku pembina Palaska SMKN 1 Seluma, kondisi terkini hutan lindung di bukit Sanggul register 37 sangat memperihatinkan.
Dampak maraknya pembalakan liar mempengaruhi debit air terjun Pintu Langit, yang dikenal sangat eksotis.
“Kondisi hutan lindung di bukit Sanggul register 37 sudah sangat memprihatinkan, aktifitas perambah hutan sudah kelewatan, mereka membabat hutan lindung menjadi kebun kopi besar-besaran,” terang Darlan Hamidi.
Dampak maraknya perambahan hutan lindung ini tidak dipungkiri karena tingginya harga kopi yang mencapai lebih dari Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu per kilogram, yang membuat para perambah hutan lindung makin merajalela.
Padahal diketahui air terjun Pintu Langit yang memiliki ketinggian sekitar 102 meter ini, merupakan asal mula sumber mata air yang mengalir hingga ke sungai Air Talo dan Air Seluma.
Dikhawatirkan dengan maraknya pembalakan hutan lindung ini, mengakibatkan bencana alam seperti banjir bandang yang secara masif mengancam pemukiman penduduk yang ada di hilir sungai.
 
			 
                                

















