<strong>Seluma</strong> - Berselang sehari peristiwa konflik satwa liar yang menyerang petani karet di Desa Lubuk Terentang Kecamatan Lubuk Sandi, akhirnya petugas BKSDA Seksi Konservasi Wilayah II Bengkulu memasang perangkap di sekitar areal perkebunan karet yang sebelumnya menjadi TKP serangan beruang madu. Dijelaskan Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Bengkulu, Mariska Tarantona, pemasangan perangkap beruang madu ini dilakukan untuk mencegah konflik satwa berikutnya. Walaupun di lokasi perkebunan karet warga Desa Lubuk Terentang, diyakini masih wilayah jelajah (home range) satwa liar seperti beruang madu dan harimau Sumatera, karena jaraknya yang dekat dengan kawasan Taman Buru Semidang Bukit Kabu.<!--nextpage--> [caption id="attachment_2784" align="alignnone" width="1047"]<img class=" wp-image-2784" src="https://camkohatv.id/wp-content/uploads/2025/09/WhatsApp-Image-2025-09-05-at-11.45.50-300x225.jpeg" alt="" width="1047" height="785" /> Sebelumnya ada petani yang diserang beruang[/caption] "Pemasangan perangkap beruang madu ini kita lakukan untuk mencegah konflik satwa liar di kemudian hari, karena lokasi kejadian merupakan home range satwa liar yang berdekatan dengan Taman Buru Semidang Bukit Kabu," terang Mariska Tarantona. Sebelumnya, serangan beruang madu ini menimpa Maradona (30), seorang petani karet warga Desa Napal Jungur Kecamatan Lubuk Sandi, Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu.<!--nextpage--> Berdasarkan keterangan Kadun III Desa Lubuk Terentang, Andi mengatakan, korban mengalami luka gigitan beruang madu pada mata kaki sebelah kiri, ketika sedang bekerja menyadap karet di kebunnya di Desa Lubuk Terentang Kecamatan Lubuk Sandi pada Rabu siang (3/9) sekitar pukul 10.30 WIB. Korban kemudian dilarikan ke rumah Bidan desa untuk mendapatkan pertolongan medis. Peristiwa ini bukan kali pertama terjadi, karena pada bulan Juni 2024 lalu, serangan beruang madu juga pernah mencederai petani karet warga Desa Lubuk Terentang Kecamatan Lubuk Sandi.<!--nextpage--> <strong>(Hari Adiyono)</strong>