Partikel halus PM2.5 mampu masuk jauh ke dalam paru-paru hingga ke aliran darah. Paparan jangka panjang bisa meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, kanker paru-paru, hingga gangguan perkembangan pada anak.
WHO memperkirakan jutaan kematian setiap tahunnya berkaitan langsung dengan kualitas udara yang buruk. Oleh karena itu, masalah pencemaran ini bukan lagi isu lokal, tetapi sudah menjadi persoalan global.
Negara-negara seperti India dan Pakistan kini dituntut untuk bergerak lebih cepat dalam mengatasi masalah ini, mengingat dampaknya sudah sangat serius terhadap kualitas hidup warganya.
Berdasarkan data kualitas udara global tahun 2024, Byrnihat di India menjadi kota paling tercemar di dunia, disusul oleh Delhi dan Lahore.
Ketiganya menghadapi masalah serupa, yaitu aktivitas industri, transportasi, dan pembakaran terbuka yang belum terkendali.
Sheila Silvina

















