Menkomdigi Meutya Hafid Jadi Sorotan Nitizen saat Pelantikan Menteri

Nasional – Menkomdigi Meutya Hafid jadi sorotan nitizen saat menghadiri pelantikan menteri pada Senin sore (8/9). Ini lantaran saat menyayikan lagu Indonesia Raya, terlihat dari siaran langsung yang ditayangkan kanal Youtube SCTV Liputan 6, Meutya tidak melakukan hormat. Sementara para Presiden Prabowo serta pejabat lainnya yang hadir, mengangkat tangan untuk hormat. Sikap tersebut langsung menuai sorotan dan kritik dari warganet. Sebagian nitizen mengatakan jika tidak ada kewajiban untuk hormat karena pada acara tersebut tidak ada proses pengibaran dan penaikan bendera. Namun bagaimana aturan sebenarnya? Sikap hormat terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya sebenarnya sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Dalam Pasal 62 disebutkan: "Setiap orang yang hadir pada saat Lagu Kebangsaan diperdengarkan dan/atau dinyanyikan, wajib berdiri tegak dengan sikap hormat." Penjelasan lebih lanjut mengenai pasal ini dijabarkan pada Pasal 64, yaitu sikap hormat yang dimaksud adalah berdiri tegak dengan meluruskan lengan ke bawah, telapak tangan mengepal, ibu jari menghadap ke depan menempel pada paha, dan pandangan lurus ke depan. Adapun hormat dengan gerakan tangan ke pelipis, sebagaimana yang biasa dilakukan dalam upacara, berlaku ketika bendera Merah Putih dikibarkan atau diturunkan. Hal ini tertuang dalam Pasal 15 UU 24/2009, yang mengatur bahwa saat penaikan atau penurunan bendera, semua orang wajib berdiri tegak dan memberi hormat hingga prosesi selesai. Profil Singkat Meutya Hafid Meutya Viada Hafid bukanlah sosok baru di dunia publik. Lahir di Bandung, 3 Mei 1978, ia memiliki latar belakang kuat di bidang jurnalistik dan politik. Sebelum menjabat menteri, Meutya dikenal sebagai jurnalis Metro TV dengan spesialisasi liputan daerah konflik. Ia pernah meliput tsunami Aceh (2005), konflik Thailand Selatan, hingga situasi Palestina. Bahkan pada 2005, Meutya sempat disandera selama tujuh hari oleh pasukan Mujahidin Irak saat meliput Pemilu Irak. Pengalaman itu ia tuangkan dalam buku berjudul “168 Jam dalam Sandera.” Atas dedikasi dan profesionalismenya, Meutya menerima sejumlah penghargaan, termasuk Elizabeth O’Neill Journalism Award (2007). Karier politiknya dimulai pada 2008 ketika bergabung dengan Partai Golkar. Ia duduk sebagai anggota DPR sejak 2010 dan menorehkan berbagai prestasi, termasuk menjadi perempuan pertama yang menjabat Ketua Komisi I DPR RI (2019–2024). Di masa kepemimpinannya, lahir sejumlah undang-undang penting, salah satunya UU Perlindungan Data Pribadi. Pada 20 Oktober 2024, Presiden Prabowo Subianto menunjuk Meutya Hafid sebagai Menteri Komunikasi dan Digital di Kabinet Merah Putih. Sheila Silvina

No Result